Ikrar Sahabat
Di bengkel kecil ITM kedelapan sahabat vini bekerja, aku adalah Khiki Sofyan Siahaan sahabat yang paling cantik diantara mereka semua, karena cuma aku yang wanita diantara yang lain. Disana yang sedang berjualan bensin adalah Ayub Paul Sihombingb sahabatku yang selalu memberi saran paling baik untuk ku. Dan yang sedang memperbaiki honda itu adalah Eben Ezer Siahaan dia adalah abang ku kalau menurut TAROMBO BATAK. Yang lagi bermain gitar itu adalah Immanuel Christian Nababan, dia sangat pandai bermain alat musik dan suaranya begitu merdu. "breeemmmm... bremmmm...." suara kereta klasik. Nah kalau itu namanya Bintara Tampubolon biasa di panggil Majenk. "ini khi minum nya" klau ini Shandy Putra Tarihoran sahabat yang memperhatikan ku mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. "horass...., sorry bos agak telat, nungguin si tofel lama kali keluarnya" dan mereka berdua adalah Giring Teo Sinaga dan Christofel Manuel Nababan, cuma mereka berdua yang masih kuliah samp[ai sekarang. :ya semoga aja mereka akan sukses dimasa depan" itu doaku untuk mereka.
Ini adalah bengkel kami, yang kami bangun sudah lebih dari 2 tahun. Keseharian kami selalu disini, menghabiskan waktu bersama sahabat. Oh iya, kami ini anak Medan yang bersuku batak.
"eh, ki kerja mu kok melamun aja, simpan sana buku harian mu, tiap hari kerja nya cuma menulis aja" cetus Giring orang yang gak percaya dengan Imajinasi.
"aku menulis ini semua untuk kita, karna ini cerita kita, ini bisa kita kenang kalo nanti kita berpisa" jawab ku meredahkan emosi.
"udah gak usah tengkar, bagus kita nyanyi sama Nuel" ucap Eben yang tak ingin ada pertengkaran diantara kami.
"sini ki nyanyi, simpan dulu buku mu" cetus Nuel yang ingin menyanyikan lagu kesukaan ku.
Kami bernyanyi bersama-sama dan menghilangkan rasa panas hati.
Lagi asyiknya bernyanyi, ada pelanggan setia bengkel yang datang.
"apara, rusak pula ini motor. Gau aku apanya yang rusak" ucap sih pelanggan kepada Eben yang masih bersaudara karena masih semarga.
"coba sini ku lihat, disitu duduk pra" sahut Eben dan langsung memegang motor sih pelanggan. Pelanggan itupu langsung duduk pas disebelah aku.
"dari mana ito ???" tanya ku yang masih saudara juga.
"dari proyek ito, padahal mau langsung ke Bank aku lah, jadi terlambat lah ini nantikarna si motor rusak" cetus nya mulai mengelu.
"yang lagi perlu kali lae ??? biar kuantar lae kalo emang penting" usul Ayub yang ingin membantu.
"adanya motor kami ini lae, bisa dipakek" ucap Majenk lagi.
"ahk,,, nanti jadi repot kalian lah" ucap pelanggan mulaimalu-malu.
"gak ada yang repot disini , pergi lah apara sama sih Ayub" cetus Eben
"okelah lae, berangkat kami ya..." pamitnya sambil menaiki motort yang sudah disiapkan Ayub.
Bersama Ayub, pelanggan itu langsung pergi. Inilah kami berjiwa menolong, tidak bisa melihat orang susah.
"anak medan - anak medan - anak medan do ahu kawan" sahut Nuel dengan nyanyian batak nya..
Semua kembali bekerja dengan pekerjaannya masing masing, Eben yang sedang memperbaiki motor apara-nya dan dibantu oleh Majenk dan Giring. Sementara tofel masih bernyanyi-nyanyi dengan lagu bataknya. Dan Tofel yang sedang bermain handphone nya, sementara aku dan Shandy dihadapan laptop lagi menulis di Bloggers ku tentang hari ini.
Dibengkel inilah tempat kami saling mencurahkan kasih sayang, mengadu nasib di perantauan. Satu jam sudah berlalu, pekerjaan Eben selesai sudah, mereka kembali beristirahat dan membuat minumnya masing-masing.
"mau minum gak khi ???" tanya Eben .
"boleh be, buatkan susu milo dingin yaaa" jawab ku. Aku memanggil Eben dengan sebutan Babe, itu adalah panggilan sayang ku padanya.
"lagi curhat kau ya ki ??" tanya Giring seolah olah mengejek ku, dan mengganggapku terlalu berlebihan imjinasi.
"iya bang, biar semua orang tau kalo kita ini bersahabat" jawab ku gampang.
"gak bakalan ada yang baca bloggers mu, semua orang juga tau kalo kita ini bersahabt dari dulu" ucap Giring yang tak henti-hentinya meremehkan ku.
"udah ini minum dulu ki, biar gak stress kali" cetus Eben sambil memberi minum ku di atas meja.
"itu pribadi setiap manusia, siapa aja berhak mencurahkan isi hati nya di mana aja, mau itu di facebook, di twitter, di instagram, di path, di blogger atau diary boleh saja. Gak usah di usik apa maunya" cetus Shandy yang selalu mendukung setiap langkah ku.
"aku sih masa bodo, mau di baca atu gak. mau terkenal atau gak, yang penting tetap ku tulis. Suatu hari nanti kalian baru tu betapa pentingnya yang ku tulis ini. Ini kenangan kita, semua yang kita lakukan itu ada di sini" ucap ku kesal dan ingin meneteskan air mata.
"iya kami tau ki, diantara kita cuma kau yang paling kuat perasaannya, karna kau wanita yang sangat peka dengan persahabatan ini" ucap Tofel meredahkan hati ku.
"masih mau bertengkar ???? udah bantuin aku sini membereskan peralatan bengkel. biarkan ajalah si khiki dengan Cita-cita nya, jangan ada yang menghambat apapun maunya." bela Eben yang masih percaya gak percaya dengan Cita-cita ku.
"terserah kau lah ki, semoga aja kau sukses dikemudian hari" cetus Giring sambil membantu Eben membereskan peralatan bengkel.
Suana bengkel kembali diam, aku dengan laptop ku dan kembali menulis cerita yang sempat terhambat. Tofel, Majenk dan Nuel yang mulai tidur di bangku panjang dekat dispenser. Giring dan Shandy muali mengambil meja catur dan bermain catur. Eben duduk di bangku panjang di luar dekat jualn bensin dan bermain handphone-nya.
Seketika suasana menjadi hening, hanya ada suara buah catur yang sedang dimainkan, suara keypad laptop yang daritadi ku pencet pencet, suara angin yang lagi berhembus.
Waktu berjalan hyampir 60 menit, "tik...tok...tik...tok..tik...tok" suara detik jarum jam dinding, tidak ada yang memulai bersuara terlebih dahulu, namun akhirnya Eben yang memulai suara duluan.
"akhirnya dapat juga, tapi masih harus nunggu 2 bulan lagi" ucap Eben sendirian di depan bengkel sepertiorang kesenangan.
"skak raja mu..." cetus Shandy sambil mengarahkan jari telunjuk dan jempol seperti ingin menembak Giring.
"tenang bos, masih ada kastel pelindung raja" sahut Giring
"gak kau lihat ini apa ???" tanya Shandy sambil memegang luncur nya yang siap memakan raja lawan.
"ha... ha... ha...bang Giring kalah juga " cetus ku sambil mengejeknya.
"enceng lah, udah kalah aku" ucap Giring dan membereskan caturnya lalu menyimpannya di atas stailing
"eh, kau tadi kenapa Ben ???" tanya Shandy penasaran..
"yang mana ??" tanya Eben lagi
"yang tadi babe bilang dapat, trus masih menunggu lagi ???" tanya ku juga penasaraan ada apa dengan Eben.
"oh, gak ada. Nanti kalian juga tau kalo sekarang kita senang senang dulu" jawab Eben seperti tak ada masalah.
"kayak nya ada kejutan ini, khiki tunggu ya be " ucap ku santai..
"iya, ayok makan dulu..., udah lapar aku" ajak Eben dan membangunkan Majenk, Tofel dan Nuel yang lagi tertidur.
"ayok makan woi " teriak Giring. Dan mereka terbangun dari tidur nya.
Dan kamipun berjalan keluar dari bengkel dan berjalan menuju warung nasi yang gak jauh dari bengkel untuk makan siang.
"buuu...... makan-makan" teriak ku sambil mengambil kerupuk.
"ssstttttt......!!! diam, duduk manis, aku udah tau apa selerah kalian" ucap sih ibu warung sambil menyiapkan makanan kami.
"Ayub mana, kok gak di ajak. bertengkar kalian yaaa..???" kepo sih ibu warung yang suka melihat keakraban kami dan mengantar makanan kami.
"gak kok bu, sih Ayub lagi pergi ngantar kawan tadi." cetus ku
"ohh,,, kirain ada apa gituuu" keponya lagi.
"udah makan dulu, nanti lagi cerita nya " cetus Majenk.
Kami makan dengan lahap dan begitu semangat hingga selesai dan gak ada tersisa sebutir nasi di piring kami. Selesai makan kami masih terduduk manis dan beristirahat sambil membayar makanan yang kami santap tadi. Gak lupa aku juga membungkuskan nasi untuk Ayub.
Dan kami berjalan keluar kearah bengkel, sampai di bengkel ternyata Ayub dan pelanggan sudah ada di bengkel sambil memakan sate.
"woi,,, ini ada sate untuk kalian" tawar sih Ayub dan menunjukkan tusuk satenya.
"baru aja siap makan kami bos " ucap Tofel.
"ahk,, gak apalah selagih geratis bisa nya itu " cetus Majenk dengan leluconnya sambil duduk dekat Ayub dan mengambil bungkusan sate untuk nya.
Aku, Eben, dan Shandy hanya bisa terduduk di bangku panjang yang ada di luar, sambil memegang bungkusan nasi untuk Ayub.
Mantap (y)
BalasHapusmasih ada sambungan nya lagi
BalasHapus