IKRAR SAHABAT III
"breem....breeemmm...." terdengar suara motor dengan knalpot yang kuat.Dan ternyata itu adalah Eben alias babe, dengan cepat Eben masuk ke dalam warung TST dan mencari aku dengan sigap.
"Khiki ....!!!" sentaknya dengan suara kuat dan melirik sih Wartawan tersebut. Seketika aku langsung terkejut dan berdiri karena ketakutan melihatnya dengan amarahnya.
"be,, kenalkan ini kawan baru ku, yang mengajarkan ku bagaimana menulis dengan karya terbaik , agar aku bisa meraih cita-cita ku dengan mdah" cetus ku tersenyum girang.
"saya Eben Siahaan pak" ucapnya dan menjabat tangan si wartawan tanpa senyuman.
"saya Wahyudi Sijabat, senang berkenalan dengan anda" jawabnya sambil melepaskan jabatan tangan dan dibumbui senyuman yang ikhlas.
"boleh saya bawa adik saya pulang ??, hari sudah terlalu malam tidak bagus keluar lama-lama dengan orang asing" cetusnya mulai kasar, dengan pandangan sedikit melirik tajam kearah ku.
"boleh bang, kebetulan belajarnya malam ini juga udah siap" ucap si wartawan masih baik dan lembut.
"permisi ya pak.." cetusnya, sambil menarik tangan ku dengan kuat dan pergi meninggalkan wartawan itu sendirian.
Dengan rasa prihatin dan sedikit malu aku mengucapkan maaf hanya dalam hati untuk si wartawan yang baik hati itu. Diperjalanan aku banyak mendengar omelan dan ocehan dari Eben, yang menurut ku Eben itu terlalu OVERPROTEKTIF terhadap ku. Sampai di billyard aku langsung duduk di samping Shandy.
"kok kusut gitu sih muka nya ???" tanya Shandy yang belum tau permasalahannya.
"ntah tuh babe lebay, apa-apa gak boleh, jumpa sama kawan gak boleh, keluar malam gak boleh, mau ini mau itu juga gak boleh" cetus ku mulai sebel melihat Eben.
"kalo ada orang yang memarahi kita itu tandanya dia sayang sama kita'' ucap Shandy yang membela kebenaran di diri Eben.
"bodoh ahk, aku tau kok kalo kalian itu sayang sama ku, tapi gak berlebihan juga kali" cetusku merasa kesal tingkat dewa.
"iya hari ini kau bilang begini, besok kalo udah hilang baru tau kau gimana sakitnya" ucap Shandy mencoba mengatakan yang baik untuk ku.
"iyalah aku juga sayang kalian kok, apalagi babe.." cetus ku dengan senyuman manis dan mengambil stik billyard bermain billyard tanpa ada lawan.
"Ben, sini dulu kau " panggil Shandy dan memukul bangku yang menyatakan Eben harus duduk di sebelahnya.
"apa bos ??" tanya Eben santai dan duduk di samping Shandy.
"tadi si Khiki kau apain ??" tanya Shandy sambil menghidupkan api rokoknya.
"aku ini abangnya, aku tau apa yang terbaik untuknya, ya walaupun hanya marga yang membuat kami jadi kakak adik, tetap aja aku akan berusaha untuk melindunginya" ucap Eben yang benar-benar sayang sama ku.
"ya maksud ku kalo kau marah itu ya sekedarnya aja, lagian umurnya masih kecil ben. Gak seharusnya dia memdapatkan kekasaran dari kita." cetus Shandy yang memulai perdebatan itu dan menarik rokoknya.
"udahlah bos, aku tau kau bukan hanya sayang sama nya, tapi kau juga cinta kan sama Khiki. Kita ini sahabat udah bertahun-tahun bos, sayang itu wajar tapi jangan mendalam kali lah..." ucap Eben mulai kasar, dan mencuri pandang ke arah ku dengan senyum simpulnya.
"aku sayang samanya makanya aku gak mau melihatnya sedih apalagi kecewa" cetus Shandy meredahkan masalah.
"yaudah intinya kita semua sayang dia, cuma dia adek perempuan kita adek yang paling cantik yang pernah ada dalam hidup kita, jadi kita semua harus menyanyangi Khiki" cetus Tofel yang ternyata sudah mendengar perbincangan itu dari awal.
"ada yang nguping..." ucap Shandy dengan tertawa kecilnya.
"ada lawan...???" tanya Tofel mulai menantang kepandaiyan bermain billyard.
Eben dan Shandy saling melirik dan mengambil stik untuk memulai perlawanan dengan Tofel yang sudah pasti siap dengan kekalahannya.
Kalau bermain billyard itu adalah sebagian dari hobi kami, bermain billyard ini bisa membuat kami bahagia dan tertawa lebar-lebar.
"aku bahagia punya kalian semua, yang selalu menjaga aku, melindungi ku, menyanyangi ku dan membuat hidup ku paling sempurnah karna kehadiran kalian" ucap ku sendiri dalam hati dan memandangi mereka satu demi satu.
Gak terasa watku sudah menuju pukul 23.00 wib, bermain billyard di campur canda tawa membuat diri lupa waktu karena hari sudah larut malam.
"ayok pulang,,," ucap Giring keras.
"ayoklah, besok lagi kita sambung..." teriak Majenk.
Kami bergegas untuk pulang kerumah dan menaiki honda masing-masing, kecuali aku yang dibonceng sama Eben abang ku yang paling setia menjaga ku.
Ditengah jalan, Giring langsung berbelok arah dari kami dan dia pulang kerumahnya. Dan kami pulang ke rumah kost tercinta. Sampai di rumah semua kereta di masukkan, kami mempersiapkan tempat tidur di ruang tamu depan tv.
***
"uaaahhh........" terdengar suara tofel yang baru bangun tidur....
"heemmmm ahhkkkk......" ulet ku pun terbangun dan langsung ke dapur untuk memasak sarapan.
"seeerrrr,,,..." terdengar suara air wastafel, aku sering melakukan ini yaitu mencuci muka dari wastaferl.
"di kulkas cuma ada tempe..." ucap ku mengeluh, akhirnya tempe aku keluarkan dan ku letakkan di meja dapur dekat kompor, lalu aku pergi ke kedai untuk belanja.
"bayam 2 ikat, jagung mudah 1kg, gula 1kg, teh 1 kotak, garam 1bks, susu milo 1 kotak, udah ini aja buk. Berapa semuanya buk ?? " tanya ku pada ibu warung.
"Rp 66.000 ki, tumben belaja pagi pagi ki ??" cetus sih ibuk warung
"iya buk, pas pula stok makanan di rumah habisnya pagi ini" jawab ku dengan senyuman simpul.
"oh iya ki, nanti abang mu dan kawannya suruh gotong royong membersihkan paret di lingkungan ini ya..." ucap si ibu warung.
" oh iya buk, nanti aku kasih tau sama abang.." jawab ku ramah.
" jam 3 sore ya ki " cetus si ibu warung lagi..
"iya iya buk, makasih yaa ..." jawab ku sambil menuju arah pulang dan membawa belanjaan yang ku beli tadi.
Di rumah aku melihat kereta sudah di keluarkan dan di susun di teras rumah, saat aku masuk kerumah aku melihat ada perubahan dan ternyata rumah sudah bersih di sapu dan tempat tidur sudah dirapikan. Jalan pelan ke arah dapur dan ternyata tempe yang ku keluarkan tadi sudah di goreng.
"memang kalian ini gak ada duanya, cuma aku wanita yang paling beruntung di dunia ini karna memiliki abang seperti kalian, aku bangga bisa dimiliki orang sebaik kalian.." ucap ku sendiri dengan suara keras yang lantang agar mereka semua mendengar ucapanku.
"sini ku bantuin masaknya ki,,," ucap bang Majenk yang baru keluar dari kamar mandi.
"aku juga mau bantuin " cetus Nuel yang tak mau kalah membantu aku.
Masak kami kerjakan bersama-sama, sementara kami bertiga yang masak dan yang lain menyapu halaman dan mengelap honda. Apapun pekerjaan itu selalu kami lakukan bersama-sama, itulah yang dinamakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
"bentang tuh tikarnya, sarapannya udah siap nih " cetus ku pada Ayub yang lagi santai menonton tv.
"ehmm sedapnya ..." cetus Tofel yang gak sabar ingin mencicipi langsung sarapan pagi ini, sambil melihat Ayub yang sedang membentang tikar.
"udah siap nih, sini sini ku bantuin.." ucap Ayub dan ikut membantu meletakan sayuran di atas tikar.
"bang shandy tolong ambilkan sendok, aku tadi lupa bawanya" perintah ku pada Shandy yang tadinya masih berdiri. Shandy pergi mengambil sendok sayur dan kembali lagi ke ruang tv tempat kami makan.
"udah siap semua, pimpin doa ya be... " perintah ku lagi untuk memulai acara sarapan pagi ini.
Sarapan hari ini begitu nikmat, bahagia banget, ingin rasanya bisa seperti ini terus. Setelah kami selesai makan, piring piring kami cuci dan rumah kembali kami bersihkan. Dan setelah semuanya beres, kami langsung berangkat kerja ke Bengkel tercinta dan Tofel berangkat kuliah karena ada jadwal pagi.
Bengkel di buka, dan kembali dibersihkan. Semua peralatan disusun rapi, bensin eceran dikeluarkan dan disusun di rak nya. Mana kereta yang belum siap diperbaiki langsung di kerjakan oleh mereka, sebagaimana mestinya pekerjaan yang selalu kami lakukan.
"be, tadi waktu aku belanja di warung ibuk depan itu, ibu itu bilang katanya nanti bakalan ada gotong royong di lingkungan kita, babe dan yang lain di suruh ikut serta jam 3 sore nanti" cetus ku pada Eben yang lagi memperbaiki honda.
"yaudah nanti bengkel kita tutup jam 3 sore, trus kita semua ikut tuh gotong royong " jawab Eben simpel dan melirik kearah ku.
"ok deh, " jawab ku tersenyum lebar, dan menganbil hp ku untu memeberitahukan pada Tofel kalo ada acara gotong royong di dekat rumah jam 3 sore. Hanya lewat bbm yang bisa ku beritahukan pada Tofel.
Suasana bengkel kembali di ributkan dengan suara gitar dengan nyanyian Nuel dan Ayub, sementara aku kembali menulis seperti biasa, Majenk dan Shandy memperbaiki honda pelanggan yang sengaja di tinggal, sementara Eben duduk di bangku panjang yang ada di luar sambil bermain Handphone nya.
Gak tersa waktu mulai beranjak sore dan jarum jam sudah menuju di ara angka 3.
"bang, udan jam 3 tuh " cetus ku pada semuanya.
"yaudah lah jenk memperbaiki hondanya lanjut besok ajalah, kita tutup dulu nih" ucap Shandy pada Majenk dan mulai membereskan perelatan bengkel.
Ayub dan Nuel juga membantu memasukan bensin eceran dan menutup bengkel, lalu kami langsung pergi menuju lokasi gotong royong menaiki honda.
Ditengah perjalanan ternyata kami jumpa dengan Tofel dan Giring yang baru pulang kuliah.
"be itu bang Giring sama Tofel.." ucap ku pada Eben yang diboncengnya.
"Tofell....!!!" teriak Eben.
"Woi...." sahut si Tofel dan Giring. kami terhenti sejenak di pinggir jalan.
"mau langsung gotong royong yaa ???" tanya Giring
"kok tau aja sih kau Giring ??" tanya Majenk balik.
"kan ada wifi ya tau lah,,, " ejek Giring.
"aku yang ngasih tau tadi " ucap ku,
"yaudah lah, kita langsung berangkat aja, gak enak nih kalo telat." ucap Eben
" oke, last goo....." cetus Nuel dengan candaannya.
Kami langsung berjalan kembali menuju ke lokasi gotong royong.....
Gak terasa watku sudah menuju pukul 23.00 wib, bermain billyard di campur canda tawa membuat diri lupa waktu karena hari sudah larut malam.
"ayok pulang,,," ucap Giring keras.
"ayoklah, besok lagi kita sambung..." teriak Majenk.
Kami bergegas untuk pulang kerumah dan menaiki honda masing-masing, kecuali aku yang dibonceng sama Eben abang ku yang paling setia menjaga ku.
Ditengah jalan, Giring langsung berbelok arah dari kami dan dia pulang kerumahnya. Dan kami pulang ke rumah kost tercinta. Sampai di rumah semua kereta di masukkan, kami mempersiapkan tempat tidur di ruang tamu depan tv.
***
"uaaahhh........" terdengar suara tofel yang baru bangun tidur....
"heemmmm ahhkkkk......" ulet ku pun terbangun dan langsung ke dapur untuk memasak sarapan.
"seeerrrr,,,..." terdengar suara air wastafel, aku sering melakukan ini yaitu mencuci muka dari wastaferl.
"di kulkas cuma ada tempe..." ucap ku mengeluh, akhirnya tempe aku keluarkan dan ku letakkan di meja dapur dekat kompor, lalu aku pergi ke kedai untuk belanja.
"bayam 2 ikat, jagung mudah 1kg, gula 1kg, teh 1 kotak, garam 1bks, susu milo 1 kotak, udah ini aja buk. Berapa semuanya buk ?? " tanya ku pada ibu warung.
"Rp 66.000 ki, tumben belaja pagi pagi ki ??" cetus sih ibuk warung
"iya buk, pas pula stok makanan di rumah habisnya pagi ini" jawab ku dengan senyuman simpul.
"oh iya ki, nanti abang mu dan kawannya suruh gotong royong membersihkan paret di lingkungan ini ya..." ucap si ibu warung.
" oh iya buk, nanti aku kasih tau sama abang.." jawab ku ramah.
" jam 3 sore ya ki " cetus si ibu warung lagi..
"iya iya buk, makasih yaa ..." jawab ku sambil menuju arah pulang dan membawa belanjaan yang ku beli tadi.
Di rumah aku melihat kereta sudah di keluarkan dan di susun di teras rumah, saat aku masuk kerumah aku melihat ada perubahan dan ternyata rumah sudah bersih di sapu dan tempat tidur sudah dirapikan. Jalan pelan ke arah dapur dan ternyata tempe yang ku keluarkan tadi sudah di goreng.
"memang kalian ini gak ada duanya, cuma aku wanita yang paling beruntung di dunia ini karna memiliki abang seperti kalian, aku bangga bisa dimiliki orang sebaik kalian.." ucap ku sendiri dengan suara keras yang lantang agar mereka semua mendengar ucapanku.
"sini ku bantuin masaknya ki,,," ucap bang Majenk yang baru keluar dari kamar mandi.
"aku juga mau bantuin " cetus Nuel yang tak mau kalah membantu aku.
Masak kami kerjakan bersama-sama, sementara kami bertiga yang masak dan yang lain menyapu halaman dan mengelap honda. Apapun pekerjaan itu selalu kami lakukan bersama-sama, itulah yang dinamakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.
"bentang tuh tikarnya, sarapannya udah siap nih " cetus ku pada Ayub yang lagi santai menonton tv.
"ehmm sedapnya ..." cetus Tofel yang gak sabar ingin mencicipi langsung sarapan pagi ini, sambil melihat Ayub yang sedang membentang tikar.
"udah siap nih, sini sini ku bantuin.." ucap Ayub dan ikut membantu meletakan sayuran di atas tikar.
"bang shandy tolong ambilkan sendok, aku tadi lupa bawanya" perintah ku pada Shandy yang tadinya masih berdiri. Shandy pergi mengambil sendok sayur dan kembali lagi ke ruang tv tempat kami makan.
"udah siap semua, pimpin doa ya be... " perintah ku lagi untuk memulai acara sarapan pagi ini.
Sarapan hari ini begitu nikmat, bahagia banget, ingin rasanya bisa seperti ini terus. Setelah kami selesai makan, piring piring kami cuci dan rumah kembali kami bersihkan. Dan setelah semuanya beres, kami langsung berangkat kerja ke Bengkel tercinta dan Tofel berangkat kuliah karena ada jadwal pagi.
Bengkel di buka, dan kembali dibersihkan. Semua peralatan disusun rapi, bensin eceran dikeluarkan dan disusun di rak nya. Mana kereta yang belum siap diperbaiki langsung di kerjakan oleh mereka, sebagaimana mestinya pekerjaan yang selalu kami lakukan.
"be, tadi waktu aku belanja di warung ibuk depan itu, ibu itu bilang katanya nanti bakalan ada gotong royong di lingkungan kita, babe dan yang lain di suruh ikut serta jam 3 sore nanti" cetus ku pada Eben yang lagi memperbaiki honda.
"yaudah nanti bengkel kita tutup jam 3 sore, trus kita semua ikut tuh gotong royong " jawab Eben simpel dan melirik kearah ku.
"ok deh, " jawab ku tersenyum lebar, dan menganbil hp ku untu memeberitahukan pada Tofel kalo ada acara gotong royong di dekat rumah jam 3 sore. Hanya lewat bbm yang bisa ku beritahukan pada Tofel.
Suasana bengkel kembali di ributkan dengan suara gitar dengan nyanyian Nuel dan Ayub, sementara aku kembali menulis seperti biasa, Majenk dan Shandy memperbaiki honda pelanggan yang sengaja di tinggal, sementara Eben duduk di bangku panjang yang ada di luar sambil bermain Handphone nya.
Gak tersa waktu mulai beranjak sore dan jarum jam sudah menuju di ara angka 3.
"bang, udan jam 3 tuh " cetus ku pada semuanya.
"yaudah lah jenk memperbaiki hondanya lanjut besok ajalah, kita tutup dulu nih" ucap Shandy pada Majenk dan mulai membereskan perelatan bengkel.
Ayub dan Nuel juga membantu memasukan bensin eceran dan menutup bengkel, lalu kami langsung pergi menuju lokasi gotong royong menaiki honda.
Ditengah perjalanan ternyata kami jumpa dengan Tofel dan Giring yang baru pulang kuliah.
"be itu bang Giring sama Tofel.." ucap ku pada Eben yang diboncengnya.
"Tofell....!!!" teriak Eben.
"Woi...." sahut si Tofel dan Giring. kami terhenti sejenak di pinggir jalan.
"mau langsung gotong royong yaa ???" tanya Giring
"kok tau aja sih kau Giring ??" tanya Majenk balik.
"kan ada wifi ya tau lah,,, " ejek Giring.
"aku yang ngasih tau tadi " ucap ku,
"yaudah lah, kita langsung berangkat aja, gak enak nih kalo telat." ucap Eben
" oke, last goo....." cetus Nuel dengan candaannya.
Kami langsung berjalan kembali menuju ke lokasi gotong royong.....
Komentar
Posting Komentar